YASUNORI MATSUFUJI
Kyushu University
Ketika mempertimbangkan lingkungan hidup dari abad ke-21, kita tidak bisa membicarakannya tanpa mengacu untuk hidup berdampingan dengan ekosistem. Dalam kondisi itu, kita diminta untuk mengoptimalkan seluruh proses untuk mengurangi masukan sumber daya alam, air dan energy selama produksi dan meminimalkan kerusakan lingkungan untu kpelestarian, untuk menjamin kesejahteraan lingkungan hidup. "Sistem Habitat untuk Pembangunan Berkelanjutan", diawasi COE ,yang berart isistem sosial yang mengelola kegiatan manusia kreatif, dari desain - produksi - pemanfaatan - pelestarian - daurulang - desain, - ruang habitat danlingkunganperkotaan. Sistem Habitat untuk Pembangunan Berkelanjutan ini akan membangun strategi penilaian untuk memaksimalkan throughput. Berdasar kanpenelitian yang dilakukan Yasunori Matsufujidari Kyushu University berpendapat “SISTEM PERSAMAAN HABITAT UNTUK PEMBANGUNAN BERKELANJUTAN” diartikan dalam satu teori “T=W-D”
ruang habitat adalah system terbuka, kita tidak bisa mengejar kesejahteraan tanpa mempertimbangkan lingkungan. Namun, strateg ipenilaian terpadu diperlukan sebagai sebuah konsep terpadu untuk menentukan solusi optimal dari sistem.Fitur dari COE ini adalah bahwa persamaan untuk memaksimalkan perbedaan antara kesejahteraan (W) dan kerusakan lingkungan (D), yaitu Throughput (T) diperoleh dengan menerapkan Teori Kendala dari Dr.Eliyahu M. Goldratt adalah diposisikan sebagai persamaan dasar untuk penilaian system dan manajemen.
- Maksimalisasi (W)
Memaksimalkan(W) akan diwujudkan melalui pembentukan unsure teknologi yang berkaitan dengan lingkungan hidup, dan kuantifikasi penilaian sensibilitas. Efisiensi adalah berapa kebutuhan energy yang dibutuhkan untuk pengguna.
- Meminimalkan Kerusakan Lingkungan (D)
Meminimalkan kerusakan lingkungan (D) akan diwujudkan melalui penurunan kerusakan dari setiap proses daur ulang,dan menggunakan kembali. Sumbu evaluasi dari kerusakan lingkungan umum dari aktivitas manusia, LCE, LCCO2, dan LCC. (Sumbu horizontal grafik adalah periodewaktu) Strategi untuk meminimalkan kerusakan lingkungan adalah sebagai berikut;
1. Panjang usia bangunan.
2.Desain yang tidak cepat usang.
3. Memiliki Beberapa fungsi.
4. Mudah untuk mempertahankan dan melestarikan.
5. Bagian yang termodulasi dan mudah untuk membongkar.
6. Mudah untuk mendaur ulang atau menggunakan kembali. (Jangan menggunakan bahan sintetis yang sulit untuk mendaurulang.)
7. Pembuangan limbah yang merusak lingkungan. (Misalnya Jangan gunakan bahan kimia mengganggu endokrin-.)
Sumber :http://citeseerx.ist.psu.edu/viewdoc/download;jsessionid=7F8323F21761265ABBA3C881376429B1?doi=10.1.1.110.6829&rep=rep1&type=pdf
0 komentar:
Posting Komentar